Jumat, 15 Januari 2010

perilaku konsumen terhadap pakaian lebaran

Pakaian merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia karena mempunyai fungsi yang tidak kalah penting dibanding makanan. Fungsi dari pakaian itu sendiri antara lain sebagai penutup aurat, pelindung tubuh dari cuaca, mempercantik diri, dan lain-lain. Seiring dengan perubahan zaman maka hal itu berpengaruh terhadap model pakaian, dari zaman ke zaman selalu saja berubah-ubah. Bahkan mungkin saja setiap bulan model pakaian yang ada di pasaran selau berganti-ganti model, hal ini bertujuan agar konsumen tidak bosan dengan barang yang ada karena produsen selalu menawarkan produk-produk yang baru. Sehingga secara tidak langsung konsumen menjadi tertarik untuk membeli barang baru dengan adanya pergantian medel terebut.

Pakaian selalu berkaitan dengan lebaran. Menjelang lebaran biasanya harga pakaian di pasaran akan meningkat sehingga produsen akan berlomba-lomba mencari keuntungan karena momen seperti ini hanya datang satu tahun sekali. Harga pakaian selalu meningkat saat lebaran dikarenakan permintaan pasar yanf tinggi, sebagian besar dari kita beranggapan bahwa lebaran sama dengan baju baru. Maksudnya pada saat lebaran harus menggunakan baju baru karena lebaran merupakan momen yang sangat spesial bagi umat muslim. Karena hal inilah yang menyebabkan harga pakaian itu sendiri selalu saja meningkat pada saat menjelang lebaran.

Saya sendiri selaku penulis mempunyai anggapan yang berbeda. Lebaran tidak berarti harus memakai baju baru, cukup memakai pakaian yang ada selama pakaian itu masih layak pakai. Membeli pakaian tidak harus menjelang lebaran karena masih ada hari lain sehingga kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan pada saat menjelang lebaran.

Lalu bagaimana dengan Anda???

PERILAKU KONSUMEN RUMAH TANGGA DALAM MENGKONSUMSI SARDEN KALENG DI KOTA BANDAR LAMPUNG

ABSTRAK
Ritme kehidupan masyarakat yang menuntut segala sesuatu serba cepat, mendorong setiap masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan pangan dengan memperhatikan efisiensi waktu. Sarden kaleng sebagai salah satu makanan siap saji dapat dijadikan makanan alternatif pemenuh kebutuhan protein hewani masyarakat. Merek sarden kaleng yang bervariasi dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan akan menyebabkan konsumen mempunyai banyak pertimbangan dalam membeli sarden kaleng.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut yang disukai konsumen rumah tangga dalam mengkonsumsi sarden kaleng di Kota Bandar Lampung, mengetahui pola konsumsi sarden kaleng oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sarden kaleng oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung.
Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2006 di Chandra Supermarket, Matahari Supermarket, Pasar Smep dan Pasar Tugu yang dipilih secara purposive. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode survei. Pengambilan sampel dilakukan metode judgement sampling terhadap 60 orang responden. Data yang telah dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis menggunakan metode analisis Konjoin, analisis fungsi Cobb-Douglas dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi stimuli atribut yang cukup disukai responden adalah sarden kaleng dengan harga murah, rasa saus tomat dan cabe, aroma amis tidak tajam, bentuk ikan utuh, kemasan 425 gram dan bentuk kemasan tabung. Sebanyak 53,33 persen responden membeli sarden kaleng antara 155-620 gram per bulan. Merek yang paling banyak dikonsumsi oleh responden adalah Gaga yaitu sebesar 36,36 persen responden. Sebagian besar responden yaitu sebesar 86,66 persen, membeli sarden kaleng sebanyak 1-4 kali per bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan sarden kaleng oleh konsumen rumah tangga di Kota Bandar Lampung adalah harga sarden kaleng (Hs), harga mi instan (Hm), pendapatan keluarga (Pk), tingkat pendidikan istri (Tp), dan alokasi pengeluaran pangan